
Pesawat Boeing 737-800 Jeju Air lainnya dilaporkan mengalami masalah sehari setelah insiden di Bandara Internasional Muan.
Sebuah laporan yang dikutip dari Hindustan Times pada Senin (30/12/2024) mengatakan bahwa jet penumpang Jeju Air lainnya mengalami kerusakan roda pendaratan, dan mereka harus kembali ke bandara di Korea Selatan pada hari Senin.
Pesawat itu berangkat dari Bandara Gimpo di Seoul setelah mengalami masalah dengan roda pendaratan saat lepas landas, dan kemudian kembali ke Gimpo, di mana pesawat itu mendarat dengan selamat, menurut sumber Reuters yang tidak disebutkan namanya.
Tidak lama setelah lepas landas, penerbangan Jeju Air 7C101, yang berangkat dari Bandara Internasional Gimpo menuju Jeju pada pukul 6:37 pagi, mengalami masalah dengan roda pendaratannya.
Maskapai penerbangan memberi tahu 161 penumpang tentang kerusakan mekanis yang disebabkan oleh masalah roda pendaratan, dan penerbangan kemudian kembali ke Gimpo pada pukul 7:25 pagi.
Dari 41 pesawat yang dioperasikan maskapai Jeju Air, 39 adalah model Boeing 737-800 yang sama yang terlibat dalam insiden hari Senin.
Laporan tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan masalah tersebut, tetapi itu muncul sehari setelah salah satu bencana penerbangan paling mengerikan di Korea Selatan, yang membunuh 179 orang di Bandara Internasional Muan, yang tampaknya disebabkan oleh kerusakan roda pendaratan. Disebutkan bahwa tabrakan dengan burung menyebabkan kerusakan tersebut.
Ini adalah kecelakaan pertama dalam sejarah Jeju Air. Maskapai murah ini dikenal karena keamanannya sejak didirikan pada tahun 2005.
“Apa pun penyebabnya, saya bertanggung jawab penuh sebagai CEO,” kata Kim E-bae, CEO Jeju Air, dalam konferensi pers pada hari Minggu, dan meminta maaf atas tragedi tersebut.
Kecelakaan Jeju Air di Bndara Internasional Muan
Menurut laporan, roda pendaratan pesawat Jeju Air yang kembali dari Bangkok, Thailand, rusak saat berusaha mendarat di Bandara Internasional Muan. Dinding pembatas menghantam pesawat setelah tergelincir dari landasan pacu dan melintasi zona penyangga.
Saat kecelakaan pesawat terjadi, ada 181 orang di dalam pesawat, dan hanya dua orang yang selamat, karena pesawat hancur total dalam kebakaran tersebut.
Pihak berwenang telah memulai penyelidikan kecelakaan tersebut. Investigasi awal menunjukkan bahwa tabrakan burung mungkin menyebabkan kerusakan pada roda pendaratan. Penyelidik juga memeriksa kondisi cuaca sebagai penyebabnya.
Juru bicara Jeju Air mengklarifikasi bahwa pesawat yang telah beroperasi selama 15 tahun tersebut tidak pernah mengalami kecelakaan sebelumnya atau melaporkan kerusakan.
Sumber: http://gampang-jp.com/